Contoh makalah tema : Kemiskinan

dipersembahkan oleh ylsvtr on Wednesday, October 13, 2010

MAKALAH SOSIOLOGI

KEMISKINAN

Kelompok :

Akxxx

Baxxx

Yxxxxxxxxxx

Yolxxxx

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Krisis multimdimensional yang terjadi tahun 1997 menyebabkan jumlah penduduk di Indonesia semakin bertambah.

Identiikasi Masalah

1. arti kemiskinan

2. penyebab kemiskinan

3. tanggapan untuk kemiskinan

Metode

Studi kepustakaan dan media elektronik

PEMBAHASAN

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan.

Krisis multidimensional yang terjadi pada tahun 1997 menyebabkan jumlah penduduk miskin bertambah. Mengutip data Pusat Statistik jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulan Maret 2006 sebesar 39,05 juta (17,75%). Dibandingkan dengan penduduk miskin pada ebruari 2005 yang berjumlah 35,10 juta (15,97) maka jumlah penduduk Indonesia miskin meningkat sebesar 3,95 juta. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya angka pengangguran, sementara harga barang-barang di pasaran terus meningkat. Krisis ekonomi yang berkepanjangan berpengaruh pada perekonomian negara sehingga pemerintah mengambil kebijaksanaan, seperti menaikkan harga BBM. Bagi penduduk miskin pemerintah memberikan dana kompensasi BBM, namun masih saja ada kesalahn teknis sehingga dana kompensasi tersebut tidak sampai pada sasaran. Apalagi adanya bencana alam yang terus terjadi berturut-turut menambah jumlah rakyat miskin di negri ini. Dan masalah yang belum dapat terselesaikan salah satunya adalah bencana Lumpur Lampindo. Akibatnya banyak warga yang kehilangan rumah, harta benda mereka. Sekolah , puskesmas, kantor, pasar semua habis. Masyarakat yang tadinya hidup berkecukupan menjadi miskin dan tak punya apa-apa. Banyak yang putus sekolah dan banyak pengangguran.

Kemiskinan bisa dikelompokan dalam dua kategori , yaitu Kemiskinan absolut dan Kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut mengacu pada satu set standard yang konsisten , tidak terpengaruh oleh waktu dan tempat / negara. Sebuah contoh dari pengukuran absolut adalah persentase dari populasi yang makan dibawah jumlah yg cukup menopang kebutuhan tubuh manusia (kira kira 2000-2500 kalori per hari untuk laki laki dewasa).Bank Dunia mendefinisikan Kemiskinan absolut sebagai hidup dg pendapatan dibawah USD $1/hari dan Kemiskinan menengah untuk pendapatan dibawah $2 per hari, dg batasan ini maka diperkiraan pada 2001 1,1 miliar orang didunia mengkonsumsi kurang dari $1/hari dan 2,7 miliar orang didunia mengkonsumsi kurang dari $2/hari."[1] Proporsi penduduk negara berkembang yang hidup dalam Kemiskinan ekstrem telah turun dari 28% pada 1990 menjadi 21% pada 2001.[1] Melihat pada periode 1981-2001, persentase dari penduduk dunia yang hidup dibawah garis kemiskinan $1 dolar/hari telah berkurang separuh. Tetapi , nilai dari $1 juga mengalami penurunan dalam kurun waktu tersebut.

Meskipun kemiskinan yang paling parah terdapat di dunia bekembang, ada bukti tentang kehadiran kemiskinan di setiap region. Di negara-negara maju, kondisi ini menghadirkan kaum tuna wisma yang berkelana ke sana kemari dan daerah pinggiran kota dan ghetto yang miskin. Kemiskinan dapat dilihat sebagai kondisi kolektif masyarakat miskin, atau kelompok orang-orang miskin, dan dalam pengertian ini keseluruhan negara kadang-kadang dianggap miskin. Untuk menghindari stigma ini, negara-negara ini biasanya disebut sebagai negara berkembang.

Kemiskinan banyak dihubungkan dengan:

  • penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin;
  • penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga;
  • penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar;
  • penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi;
  • penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari struktur sosial.

Tanggapan utama terhadap kemiskinan adalah:

  • Bantuan kemiskinan, atau membantu secara langsung kepada orang miskin. Ini telah menjadi bagian pendekatan dari masyarakat Eropa sejak zaman pertengahan.
  • Bantuan terhadap keadaan individu. Banyak macam kebijakan yang dijalankan untuk mengubah situasi orang miskin berdasarkan perorangan, termasuk hukuman, pendidikan, kerja sosial, pencarian kerja, dan lain-lain.
  • Persiapan bagi yang lemah. Daripada memberikan bantuan secara langsung kepada orang miskin, banyak negara sejahtera menyediakan bantuan untuk orang yang dikategorikan sebagai orang yang lebih mungkin miskin, seperti orang tua atau orang dengan ketidakmampuan, atau keadaan yang membuat orang miskin, seperti kebutuhan akan perawatan kesehatan.

{ 0 komen nih...... read them below or add one }

Post a Comment