Cara Menulis Naskah Drama

dipersembahkan oleh ylsvtr on Tuesday, February 15, 2011

MENULIS NASKAH DRAMA

A. Proses Kreatif
Menulis naskah drama merupakan kegiatan proses kreatif. Kreatifitas menyangkut tahapan pemikiran imajinatif: merasakan, menghayati, menghayalkan, dan menemukan kebenaran. Untuk mendalami proses perjalanan melihat, mendalami, dan mewujud tersebut perlu fase-fase proses dengan pola:
1. Merasakan
Merasakan adalah bagian terpenting dari panca indera manusia. Segala sensasi dalam diri manusia selalu dengan fase merasakan. Merasakan diartikan sudah melewati proses melihat, mendengar, dan menyerap.
2. Menghayati
Menghayati diartikan mendalami atau merasakan betul-betul temuan-temuan yang telah dilakukan pada fase merasakan. Indikator menghayati adalah sampai pada kesadaran pribadi terhadap sensasi yang diperolehnya.
3. Menghayalkan

Menghayalkan adalah fase memunculkan kembali apa yang telah dirasakan, apa yang dihayati dalam wujud khayalan dengan harapan memperoleh hayalan-hayalan lain yang baru.
4. Mengejawantahkan
Mengejawantahkan adalah fase mewujud dari tiga proses sebelumnya. Fase ini perlu menggunakan filter estetik agar curahan-curahan hasil fase sebelumnya lebih bernilai.
5. Memberi Bentuk
Memberi bentuk adalah fase penguatan pengejawantahan dengan proses alamiah, mengalir, dengan menggunakan simbol-simbol dan metafora sehingga keinginan dan angan-angan dapat menjadi sebuah karya.
B. Menciptakan Konflik
Kreatifitas pengarang dalam menulis naskah dapat dilihat dari kemampuan pengarang menciptakan konflik dengan surprise atau kejutan-kejutan, menjalin konflik-konflik tersebut, dan memberikan empati dalam penyelesaian konflik. Konflik biasanya dibangun oleh pertentangan tokoh. Pertentangan karakter, pertentangan visi tokoh, pertetangan pandangan dan ideologi tokoh, lingkingan, nilai-nilai dan sebagainya. Plot atau alur drama ada tiga, yaitu:
1. Sirkuler (cerita berkisar pada satu peristiwa saja),
2. Linear (cerita bergerak secara berurutan dari A-Z),
3. Episodic (jalinan cerita itu terpisah/ terpotong-potong dan kemudian bertemu pada akhir cerita).

C. Menciptakan Tokoh
Kehadiran tokoh/ pelaku dalam sebuah drama menjadi penting. Tokoh atau pelaku akan mejadi penentu gerak alur cerita ( protagonis, antagonis, tritagonis). Tokoh sangat berperan dalam menjelaskan ide atau inti cerita yang dibangun. Kehadiran beberapa tokoh pendukung juga memberi kesan tersendiri dari sebuah naskah drama. Tokoh berperan penting dalam membangun konflik naskah. Bisa jadi tokoh tidak menyelesaikan masalah tersebut. Namun, kekuatan sebuah naskah drama adalah kuatnya karakter yang dibangun oleh penulis dalam mendeskripkan seorang tokoh agas sutradara paham betul membentuk karakter tersebut.
D. Menciptakan Dialog
Apalah arti hadir seorang tokoh tampa sebilah kata. Itulah hal utama yang perlu diperhatikan dalam menampilkan dialog. Dialog yang dibawakan tokoh/ pelaku merupakan salah satu aspek esensial yang ada dalam naskah drama. Bila bentuk dialog disertai dengan lakuan akan lebih memperjelas maknanya. Muatan emosi, konsep, dan perasaan tokoh disampaikan melalui dialog.

E. Menciptakan Simbol
Naskah drama sebagai karya sastra merupakan proses kreatif individu pengarang yang berbicara tentang dirinya yang disajikan secara tidak langsung atau dengan menggunakan symbol-simbol bahasa, gerak, dan bunyi.
F. Menciptakan Naskah Berbobot
1. Menampilkan gagasan baru melalui pemikiran imajinatif.
2. Memiliki konflik dengan surprise (kejutan-kejutan), kaya suspense (ketegangan) sehingga memikat untuk dibaca atau dipentaskan.
3. Menghadirkan tokoh sebagai penentu gerak alur cerita.
4. Memiliki dialog yang bermuatan emosi, konsep, dan perasaan tokoh disertai dengan lakuan.
5. Menggunakan simbol-simbol bahasa, gerak, dan bunyi.
6. Menampilkan problem kehidupan manusia, mengandung aspek moral, dan mengandung nilai-nilai pendidikan.
….Selamat Mencoba….

{ 0 komen nih...... read them below or add one }

Post a Comment